Top Ad unit 728 × 90

News Ticker

recent

Film yang Bikin Baper : You Are The Apple Om My Eye


"The cruelest part in “growing up” is that girls are always more mature than guys of the same age. No one guys can handle girls at their age."


You Are the Apple of My Eye adalah sebuah bukti bagi saya dimana film coming-of-age yang mengangkat tema percintaan adalah pilihan terbaik sebagai starter untuk mengenal lebih dalam film dari suatu negara non-english dan bahasa, bukan film horror ataupun action yang sebenarnya sudah sering saya saksikan namun tetap tidak berhasil membuat saya mencintai film dari negara tersebut. Tidak perlu mencoba untuk tampil elegan dan pintar agar dapat mengaduk-aduk emosi penontonnya, mereka hanya perlu tampil jujur, bahkan dengan memasukkan adegan-adegan negatif di luar batas normal, karena tidak dapat dipungkiri justru hal-hal tersebutlah yang memberikan warna terindah ketika anda berada pada tahap coming-of-age.

Hal tersebut yang dimiliki oleh You Are the Apple of My Eye, yang sempat menarik perhatian di tahun 2011 lalu (poor me tidak mau mencobanya tahun lalu) dengan menciptakan rekor box-office di tiga negara. Film ini dengan berani tampil jujur lengkap dengan semua hal positif dan negatif yang mungkin pernah anda temui semasa high school. Berkumpul bersama sahabat-sahabat yang gila, mengagumi wanita yang sama, memberontak pada guru yang menjengkelkan, hingga berkelahi, digambarkan tanpa terasa dibatasi olehGiddens Ko, penulis novel, screenplay, dan juga sutradara film ini.

Faktor Giddens Ko  pula yang menjadikan film ini sukses mencapai target di berbagai elemennya. LayaknyaStephen Chbosky dengan filmnya yang juga memukau itu, The Perks of Being a Wallflower, Giddens Ko tahu materi yang ia punya, tahu tujuan utama apa yang ingin ia sampaikan, dan juga tahu bagaimana cara terbaik untuk menyampaikannya. Semua tampak bebas dengan ruang gerak yang luas, terlihat dari karakter dalam cerita yang tampak hidup, alur cerita yang mulus tanpa pernah terasa stuck total, dan juga permainan emosi yang terbentuk dengan baik. Dengan semua materi itu, Giddens Ko tampak sangat percaya diri dalam mengolah tiap bagian, tampak bebas dalam bereksperimen, dan hebatnya sukses menjadikan film ini untuk tampil efektif tanpa terkesan murahan karena penggambaran yang tepat sasaran.

You Are the Apple of My Eye adalah film yang komplit, punya banyak unsur cerita yang hadir dengan berbagai pesan tentang kehidupan yang memukau. Banyak pelajaran menarik yang ditawarkan film ini, dari ketika para karakter masih bersekolah, dari kisah persahabatan, perjuangan untuk menggapai cita-cita, hingga bagaimana arti cinta yang “sesungguhnya”.  Yang menjadi kekuatan utama film ini terletak pada cara Giddens Ko membentuk cerita kedalam screenplay yang sederhana namun proporsional. Permulaan yang awkward ketika mereka berdua belajar bersama di sekolah pada malam hari, perbincangan melalui telepon, adegan balon kertas, hingga pertengkaran di bawah rintik hujan, semuanya sukses mengaduk-aduk emosi, indah.



Meskipun ia terkesan sebagai film bagi semua kalangan karena tema romance yang ia bawa, You Are the Apple of My Eye bagi saya justru adalah sebuah film yang segmented. Tidak seperti The Perks of Being a Wallflower yang masih menghadirkan coming-of-age dalam lingkup yang luas, kondisi dimana banyak dari anda pernah mengalaminya, film ini adalah kebalikan dari hal itu. Jika anda adalah seorang kutu buku yang tidak pernah melakukan hal-hal gila semasa sekolah, mungkin sulit bagi anda untuk terhibur menyaksikan film ini. Anda tidak cukup hanya tahu, namun anda juga harus melakukan hal-hal “menyenangkan” itu untuk dapat merasakan feel dari setiap karakter, at least seperti pernah ribut dikelas, atau merasa bosan ketika guru sedang menjelaskan.

Film ini seperti tidak memiliki kelemahan dalam skala mayor. Giddens Ko tampak tidak mau mengambil resiko dalam debutnya sebagai sutradara, bermain aman dalam hal teknis, lebih mengandalkan banyak pelajaran menarik dari cerita yang ia miliki, namun sukses memberikan banyak adegan yang sanggup menjadi favorit penonton karena berhasil membawa kembali memori di masa high school. Tidak hanya berkat Giddens Ko, namun juga Ko Chen-tung dan Michelle Chen yang menjadikan chemistry dalam bentuk air dan api diantara mereka terbangun dengan baik. Begitupula dengan pemeran pendukung yang memang punya peran kecil, namun punya arti penting bagi cerita.

Nah buat teman-teman yang ingin atau sudah Nonton Film yang Bikin Baper ini wajib Liat Gambar-Gambar di Bawah ini 

Spoiler dikit :

Film yang Bikin Baper : You Are The Apple Om My Eye

Film yang Bikin Baper : You Are The Apple Om My Eye

Film yang Bikin Baper : You Are The Apple Om My Eye

Film yang Bikin Baper : You Are The Apple Om My Eye

Film yang Bikin Baper : You Are The Apple Om My Eye

Film yang Bikin Baper : You Are The Apple Om My Eye

Film yang Bikin Baper : You Are The Apple Om My Eye

Film yang Bikin Baper : You Are The Apple Om My Eye

Film yang Bikin Baper : You Are The Apple Om My Eye

Film yang Bikin Baper : You Are The Apple Om My Eye

Film yang Bikin Baper : You Are The Apple Om My Eye

Film yang Bikin Baper : You Are The Apple Om My Eye

Film yang Bikin Baper : You Are The Apple Om My Eye
Add caption

Gimana sobat Pasti bikin Baper kan :)

Film yang Bikin Baper : You Are The Apple Om My Eye Reviewed by Dani on 07:33:00 Rating: 5
All Rights Reserved by Ramdhani alqadri © 2014 - 2015
Designed by Themes24x7

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.