Padahal jika kita pikirkan sekali lagi, menunda maaf, bukan hanya menyiksa dia yang tidak kita maafkan, tapi juga menyiksa diri kita sendiri. Meski memang berat sekali, tapi banyak hal-hal positif yang bisa kamu dapatkan dari memaafkan.

1. Memaafkan tidak berarti kamu orang yang lemah, tapi justru menunjukkan bahwa kamu adalah orang yang cukup kuat menerima kenyataan.




Ada yang bilang, memaafkan seseorang artinya kamu jadi orang yang lemah. Karena bagaimanapun orang yang melakukan kesalahan itu wajib diberi pelajaran. Tapi yang sebenarnya terjadi, dengan memaafkan, justru menunjukkan bahwa kita adalah orang yang kuat. Kamu bisa menghadapi kenyataan bahwa kamu sudah dikecewakan. Kamu menerima itu, dan kamu juga menerima bahwa terkadang kenyataan seseorang tidak selalu seperti yang kamu bayangkan.

2. Saat kamu berpikir untuk balas dendam, cobalah lampiaskan dendammu dengan memaafkan. Biar dia tahu apa yang dia lakukan tak sampai membuatmu terguncang atau tertekan.



Kamu begitu kecewa dan marah, dan kamu berharap dia yang menyakitimu bisa merasakan sakit yang kamu rasa. Rasa ingin balas dendam itu mungkin sewajarnya wujud dari kemarahan. Tapi memaafkan justru merupakan aksi balas dendam yang paling besar. Dengan memaafkan, kamu menunjukkan kepadanya bahwa apa yang kamu lakukan tidak bisa mempengaruhimu. Tidak cukup membuatmu terluka terlalu dalam, atau tertekan. Kamu masih bisa tersenyum dan memaafkan apa yang dia lakukan.

3. Dengan memaafkan kesalahan seseorang, berarti kamu membuktikan cintamu pada diri sendiri. Kamu tak membiarkan masa lalu yang buruk mengganggu langkahmu di masa depan nanti.


Memaafkan juga bisa menjadi wujud dari rasa cinta kepada dirimu sendiri. Jika terus-terusan menyimpan dendam dan memendam kemarahan, kamu akan terus-terusan terjebak pada masa lalu. Kamu terus-terusan membiarkan dirimu dibebani rasa marah, dan menjadi sulit untuk melangkah ke depan. Cintai dirimu sendiri, dengan tidak membiarkan masa lalu terus-terusan menjegal langkahmu. Memaafkan adalah sebuah cara meninggalkan semua ganjalan di belakang, dan fokus untuk melangkah ke depan.

4. Memaafkan juga akan memberimu ruang untuk belajar dari apa yang terjadi. Berkutat dalam dendam hanya akan membuatmu terbutakan oleh kemarahan.


Ketika hatimu masih diliputi marah dan kecewa, kamu hanya bisa melihat sisi buruk dari sebuah peristiwa. Yang kamu tahu, kamu membencinya, dan apa yang telah dia lakukan. Tidak ada hal lain yang bisa kamu temukan dari peristiwa itu selain luka. Tapi jika emosimu sudah lebih tenang, dan hatimu sudah bisa memaafkan, kamu bisa kembali melihat peristiwa itu dalam berbagai perspektif. Kini kamu punya ruang untuk belajar dari apa yang telah terjadi, agar selanjutnya tidak berulang lagi.

5. Memaafkan seseorang, sama artinya membebaskan dirimu sendiri dari tekanan. Justru kamu akan merasakan leganya lepas dari siksaan.



Masih marah, masih kecewa, dan masih enggan menatap wajahnya, bukan hanya menyiksa dia yang tidak kamu maafkan. Tapi juga menyiksa dirimu sendiri. Amarah masih memenuhi dirimu, itu juga memberimu tekanan. Saat bertemu dengannya, yang kamu rasakan hanya kecewa. Tekanan itu akan hilang ketika kamu mau memaafkan. Saat itu, kamu akan meninggalkan luka di belakang. Apa yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Rasa lega setelah terbebas dari dendam akan membuat langkah hidupmu lebih ringan.

6. Lepas dari tekanan dan kemarahan adalah yang akan membuat hidupmu lebih damai dan kesehatanmu juga lebih terjaga.




Kamu tentu tahu bahwa pengaruh mental terhadap fisik sangat luar biasa. Tekanan batin atau rasa marah dan kecewa yang berkepanjangan juga tidak baik untuk kesehatan. Belum lagi ditambah beban-beban lain yang harus kamu pikirkan. Tentunya akan lebih baik jika kamu membebaskan sedikit pikiranmu dari emosi-emosi yang merugikan itu. Dengan begitu, pikiranmu sehat, jiwamu bahagia, dan otomatis kesehatanmu terjaga.

7. Katanya memaafkan berarti kita harus menyukai orang tersebut. Tidak juga. Memaafkan berarti merelakan apa yang telah terjadi, dan memutuskan untuk tak lagi merutuki.



Mungkin kamu sulit memaafkan karena kamu enggan dianggap kalah. Atau karena kamu masih merasa tidak mungkin lagi menyukainya, ataupun berteman baik lagi dengannya. Memaafkan tidak berarti kamu harus menyukainya. Kamu juga tidak harus tetap berhubungan baik dengannya seperti sebelum dia membuatmu terluka. Yang kamu lakukan sebenarnya adalah, kamu mengakui bahwa dia melukaimu, dan kamu memaafkan perbuatannya dan memutuskan untuk tidak lagi berkutat dengan rasa sakit yang sama. Persoalan hidup kalian selanjutnya, tak ada yang mengharuskan kamu untuk terus bersamanya.

To forgive is to set a prisoner free and discover that the prisoner was you. (Lewis B. Smedes)

Sepenggal quote dari Lewis B. Smedes itu sudah cukup menjelaskan bahwa dalam dinding kemarahan dan kekecewaan, kita lah yang menjadi tawanan. Dengan memaafkan, berarti kita membebaskan diri kita dari segala tekanan. Kita membebaskan diri dari luka dan masa lalu, untuk memprioritaskan masa depan. Di saat seperti itu, kamu seperti mengambil kembali kuasamu. Dan tidak membiarkan sedikit kepedihan masa lalu untuk menghalangi langkahmu.