Top Ad unit 728 × 90

News Ticker

recent

Tips mencintai Hari Senin ( I Love Monday )


Love Monday Morning

Hari Senin sering seringkali dilukiskan sebagai hari yang panjang, melelahkan, dan tidak menyenangkan. Senin identik dengan hari pertama di minggu yang baru dengan berangkat pagi, dengan tugas yang menumpuk di pekan sebelumnya, dan dengan aneka problema serta tantangan baru di kantor/tempat kerja. Pola pikir seperti ini terbentuk selama bertahun-tahun sejak kita sekolah, di mana Sabtu adalah malam liburan, Minggu adalah hari berlibur, dan Senin “terpaksa” harus bersekolah/bekerja lagi setelah sebelumnya kita dimanjakan dengan liburan. Oleh karena itu biasanya, orang-orang terutama Pekerja kantoran ataupun pelajar merasa berat untuk menjalani hari- harinya di hari senin karna liburan akhir pekannya telah usai dan harus kembali beraktifitas lagi di Hari senin
http://cdn-media.viva.id/thumbs2/2014/08/21/81834-0_663_382.jpg

Mungkin sering kita temui di Facebook , Twitter dan jejaring sosial lainnya sebagian orang setiap hari jumat selalu update status "Thank God It's Friday" yang sesungguhnya juga semakin mengukuhkan  paradigma orang-orang  yang membenci hari Senin.

Gambar Thank God It's Friday

"Thank God It's Friday" atau lebih dikenal dengan singkatan TGIF adalah inisial untuk frase "Terima kasih Tuhan (atau Kebaikan) Ini Jumat", dengan maksud untuk merayakan hari terakhir dari minggu kerja / sekolah sebelum akhir pekan.  Ini menggambarkan bahwa orang-orang sangat senang karna akan menjumpai Akhir pekan mereka di hari esok ( Tentunya bagi pekerja yang jam kantornya senin-jumat).

Ada Seorang ibu yang  menulis surat dalam rubrik konsultasi sebuah media ternama. Ia mengatakan bahwa ia selalu merasa galau setiap Senin pagi. Tekanan darahnya meningkat, perut mual, kepala pusing, dan penglihatan berkunang-kunang. Bahkan, untuk masuk ruang kerjanya saja ia harus minta bantuan anaknya untuk mengantarkan sampai ke tempat duduknya. Di hari Senin ia bekerja dengan lambat dan hasilnya sering kurang akurat. Anehnya, setelah Senin berlalu kondisi ibu ini kembali normal. 

Apakah Anda punya pengalaman seperti ini di hari Senin? Bila iya, Anda sesungguhnya tidak sendiri. Nah di amerika ada sebuah survey yang bernama “Monday Morning Blues” hasil survey menunjukkan bahwa 1 dari 3 orang membenci hari Senin lebih dari hari apapun. Survey ini juga menunjukkan bahwa rata-rata orang mengeluh selama 34 menit di hari Senin dibandingkan dengan keluhan di hari kerja lain yang rata-rata “hanya” mencapai 22 menit. 

Yang menarik dari hasil survey diatas kita menemukan bahwa “Monday Morning Blues” sesungguhnya hanyalah sebuah gejala, dan sebuah sinyal yang sangat kuat bahwa kita tidak menikmati pekerjaan kita. Akar dari masalah ini adalah cara pandang yang salah mengenai bekerja. coba jawab dalam hati anda masing-masing bagamana pandangan kalian terhadap  terhadap pekerjaan yang kalian geluti saat ini? Apakah anda merasa nyaman atau merasa tertekan, apakah anda mencintainya atau hanya menganggap pekerjaan itu sebagai rutinitas agar dapat memperoleh penghasilan? Tentu, yang mengetahu jawabannya yaitu anda sendiri.

Paradigma Tentang Cara Kita Memandang Pekerjaan

“Jika selama ini kita memandang bekerja sebagai salah suatu “kewajiban” (yang mana kewajiban ini biasanya dikaitkan dengan sesuatu yang terpaksa, yang kurang disukai, yang melelahkan), maka selamanya kita akan memandang negatif pekerjaan kita (dan akhirnya membenci atau cepat bosan dalam bekerja). ”

Bagaimana Anda melihat pekerjaan Anda saat ini? Apakah Anda melihatnya hanya sebagai setumpuk tugas (job)? Sebuah karier (career)? Atau sebuah panggilan (calling)?  Kalau kita memandang  pekerjaan sebagai Job maka inilah yang membuat kita sering galau menghadapi hari senin. Kalaupun paraidgma kita memandang pekerjaan sebagai Career maka anda hanyalah akan menghasilkan kesuksesan, bukan kebahagiaan. Karena paradigam career ini anda berperan sebagai sutradar sekaligus pemain Anda mempunyai mimpi untuk diwujudkan. Anda “mengejar” sesuatu, bukan “dikejar” oleh sesuatu sama seperti paradigma pertama. Bagi anda yang memandang pekerja sebagai sebuah panggilan (calling), disinilh anda akan menemukan kebahagiaan Disini Anda sedang menjalankan skenario alam semesta, atau lebih tepatnya: Skenario Tuhan.

Etos Kerja Ibadah

 “ Makna dari bekerja itu adalah : Bekerja = Ibadah “

bekerja itu jika kita sikapi dengan cara yang benar adalah ibadah. Bukankah Tuhan mencintai hamba-hamba-Nya yang bertebaran di muka Bumi untuk mencari nafkah? Bukankah mencari penghidupan untuk diri sendiri dan keluarga itu ibadah? Bukankah menuntut ilmu itu ibadah (dan mendapatkan pahala) ?  Tuhan telah mengutus setiap manusi dibumi ini sebagai khalifah, bukan cuman nabi dan rasul saja yang diutus tuhan untuk mengemban tugas suci tapi pada hakekatnya semua manusia diciptakan dengan sebuah misi suci yaitu untuk melayani sesama manusia. 

Ketika kita lahir ke dunia Tuhan sesungguhnya sudah menyiapkan bingkisan yang begitu indah yang disebut dengan calling (panggilan). Kita dikirim ke dunia ini dengan satu maksud, namun berbeda dengan Nabi dan Rasul, Tuhan meminta kita sendiri untuk menemukan apa misi suci itu dan mewujudkannya dalam pekerjaan kita. Sayangnya ada banyak orang yang tidak pernah membuka hadiah terindah ini sampai akhir hayatnya. Mereka bahkan tidak pernah tahu mengapa mereka diciptakan.

Tolak ukur etos kerja

Padahal hanya dengan menyadari hal inilah kita akan memiliki semangat yang tak pernah padam di tempat kerja. Bekerja sejatinya adalah alasan kita berada di dunia ini. Kesadaran ini akan membuat hidup kita bahagia dan bermakna. Kesadaran seperti ini akan melahirkan spiritualitas dan militansi di tempat kerja. Ini akan membuat kita berangkat kerja dengan gembira dan bekerja dengan penuh cinta. Orang yang seperti ini tak akan sabar menunggu hari Senin datang karena ia ingin segera bekerja untuk mengisi jiwanya yang haus akan makna dan kontribusi. Lebih jauh lagi, mereka sadar bahwa bekerja sesungguhnya adalah jalan terindah menuju Surga. Amin



Tips mencintai Hari Senin ( I Love Monday ) Reviewed by Dani on 10:49:00 Rating: 5
All Rights Reserved by Ramdhani alqadri © 2014 - 2015
Designed by Themes24x7

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.